Kelistrikan pada Tubuh Manusia
Listrik merupakan suatu energi yang dapat diubah menjadi menjadi energi lain. Listrik ini telah dipelajari sejak zaman purba dan mulai berkembang pada abad ke-19 oleh para insinyur yang memanfaatkan listrik untuk kebutuhan industri dan rumah tangga. Namun jauh sebelum itu, sebenarnya dalam tubuh manusia sendiri juga telah memiliki sistem kelistrikan yang dapat menghasilkan getaran atau aliran listrik, yang dinamakan biolistrik. Namun memang, biolistrik ini tidak hanya terdapat pada tubuh manusia, tapi juga terdapat pada semua makhluk hidup lainnya. Hal ini dikarenakan pada tubuh makhluk hidup terdapat atom yang terdiri dari proton yang bermuatan positif, elektron yang bermuatan negatif, dan neutron yang bermuatan netral, seperti pada listrik umumnya.
Biolistrik ini pertama kali dikemukakan oleh Luigi Galavani (seorang ahli anatomi dari Italia) pada tahun 1780, yang mulai mempelajari kelistrikan pada tubuh hewan. Kemudian pada tahun 1786, Luigi Galvani melaporkan hasil penemuannya bahwa kedua kaki katak terangkat ketika diberi aliran listrik lewat. Selanjutnya, penemuan ini dilanjutkan oleh Caldani pada tahun 1856 dengan menunjukan adanya kelistrikan pada otot katak yang telah mati. Dan pada tahun 1928, Caldani juga melaporkan tentang pengobatan penderita dengan menggunakan short wave diathermy (diaritme gelombang pendek).
Biolistrik yang terdapat pada manusia ini bersumber dari Adenosine Tri Phosphate (ATP) yang dihasilkan oleh mitokondria pada saat respirasi sel. Kelistrikan pada tubuh manusia ini terdapat pada sistem saraf pusat (otak, medula spinalis, dan saraf perifer) serta pada sistem saraf otonom (jantung, usus, dan kelenjar-kelenjar). Kelistrikan ini dapat berjalan karena adanya rangsangan penginderaan, baik melalui makanan atau minuman yang kita konsumsi, udara atau oksigen, dan lain sebagainya. Tidak berbeda dengan listrik yang sering kita gunakan, listrik pada tubuh manusia juga berkaitan dengan adanya komposisi ion. Ion yang lebih banyak digunakan yaitu ion Na dan Cl (ekstrasel) serta ion H dan anion protein (intrasel). Kemampuan sel saraf menghantarkan isyarat biolistrik atau disebut juga Transmisi Sinyal Biolistrik (TSB) ini sangat penting dalam prosesnya, karena TSB ini dapat mentransmisikan isyarat dari sensor ke neuron. Stimulus untuk mentringer neuron dapat berupa tekanan, perubahan temperatur, dan insyarat listrik dari neuron lain.
Dalam menjalankan fungsinya, sebenarnya semua alat tubuh manusia selalu berkaitan dengan getaran listrik, terlebih pada saraf dan otot, yang kemudian aktifitas kelistrikan dari setiap saraf atau otot ini disebarkan keseluruh tubuh, seperti hal nya gelombang pada air. Biolistrik ini sebenarnya merupakan aktifitas yang dilakukan oleh semua sel pada tubuh manusia. Untuk setiap selnya, memiliki ketegangan listrik antara -90 mvolt saat rileks sampai 40 mvolt saat beraktivitas, dengan muatan positive pada permukaan luar dan muatan negative didalam membran. Untuk menghidupkan listrik ini tentunya terdapat baterai didalamnya. Untuk baterai yang menghidupkan listrik pada tubuh manusia ini yaitu struktur fisik (sel, organ, tulang, otot, lapisan kulit, pembuluh darah, syaraf, dan struktur fisik yang lainnya), cairan (intra dan iterseluler), serta muatan (kekuatan hidup, energi vital, jiwa, dan lain sebaginya).
Jacob William, manusia listrik yang mampu menyalakan neon 20 watt dengan hanya memegangnya. Hal ini memang terdengan agak aneh, namun kembali lagi bahwa manusia memang memiliki sistem kelistrikan didalam tubuhnya. Jadi ini bukanlah suatu hal yang mustahil. Namun pada umumnya, kita memang tidak bisa menggunakan ataupun merasakan keberadaan listrik dalam tubuh kita sendiri. Hal ini dikarenakan getarannya yang sangat kecil.
Seperti listrik yang sering kita gunakan, listrik pada tubuhpun kita bisa men-charger atau memperbesar energinya. Melalui olah gerak dan olah napas (misalnya olahraga senam pernafasan) yang merupakan suatu pelatihan untuk sistem syaraf-otot (konsentrasi pelatihan pada sistem syaraf pusat) kita dapat menambahah energi yang dihasilkan oleh jaringannya, sehigga dapat menambah generator listrik yang terdapat dalam tubuh (meningkatkan listrik syaraf dan otot). Medan listrik akan semakin besar bila elektron bekerja lebih cepat dan juga teratur. Ketika kita menjalani aktifitas-aktifitas fungsi khusus tubuh, akan banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Apabila kita mengukur sinyal yang sesuai ini secara selektif, selain kita dapat menmabah energi listrik dalam tubuh, kita juga akan memperoleh informasi klinis mengenai fungsi tubuh tertentu.
Penyakit yang terjadi pada tubuh manusia dapat mengakibatkan gangguan pada listrik didalam tubuhnya, dan sebaliknya juga, gangguan listrik pada suatu alat tubuh/sel dapat mengakibatkan gejala penyakit pada tubuh. Misalnya, radang otak dapat mengakibatkan gangguan lsitrik pada otak sehingga mengakibatkan kejang-kejang pada penderitanya, dan sebaliknya, gangguan listrik pada otak dapat mengakibatkan gejala penyakit epilepsi. Untuk cara kerja kelistrikan pada tubuh manusia seperti ini ini sebenarnya sama dengan cara kerja anti body fisik ketika menghadapi penyakit. Cara kerjanya otomatis, asalkan ada rangsang getaran yang mengalir yang kemudian mengganggu getaran tubuh yang lainnya. Reaksinya akan semakin besar, jika getaran yang menghampirinya juga besar. Kelistrikan pada tubuh manusia ini merupakan kelistrikan dengan tipe saraf bermielin. Sehingga untuk kecepatan aliran listrik saraf yang berdiameter dan panjang sama, sangat bergantung pada saraf mielin ini. Serat saraf bermielin pada pada diameter 10 um mempunyai kecepatan 100 m/detik.
Kelistrikan pada tubuh manusia ini berperan dalam mengatur berbagai fungsi dan cara kerja organ tubuh makhluk hidup. Misalnya, untuk perjalanan impuls saraf menuju ke efektor pada tubuh manusia agar lebih cepat karena adanya sel saraf pada neuron. Kelistrikan pada tubuh manusia ini juga dapat dimanfaatkan dalam dunia kedokteran. Salah satu alat listrik yang sering digunaka dalam pengobatannya yaitu defibrillator sebagai alat yang digunakan untuk mengembalikan detak jantung dengan mengirimkan sengatan listrik kebagian jantung pasien. Alternative pengobatan terapi listrik lainnya yang juga digunakan yaitu alat diagnostik seperti EKG atau ECG (Elektrokardiografi), EMG (Elektromiografi), EEG (Elektroensefalografi), USG (Ultrasonografi), dan sinar x, serta untuk keperluan terapi seperti UKG (Ultra Korte Golf), Ultrasonic, Electroshock, therapy, dan radiology. Cara kerja terapi ini yaitu dengan menyeimbangkan ion-ion dalam tubuh, kemudian energi yang dihasilkannya akan menjadi seimbang. Sehingga tubuh pasien akan lebih cepat menghasilkan ion-ion negatif yang berguna untuk melawan efek buruk dari ion positif. Biolistrik ini juga dapat memperkuat sel darah putih dengan menghancurkan berbagai penyakit yang akan menyerang dan dengan cepat listrik ini akan melakukan pembelahan sel baru.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa tegangan listrik yang terdapat pada tubuh kita tentunya berbeda dengan tegangan listrik di rumah. Kelistrikan pada tubuh hanya berkaitan dengan komposisi ion yang ada didalam tubuh. Dan kelistrikan tersebut hanya berperan dalam mengatur berbagai fungsi dan cara kerja organ tubuh makhluk hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, Nonoh Siti & Jamzuri. 2013. Desain Signal Generator Untuk Uji Kelistrikan Tubuh. Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika “Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal”, Surakarta: 14 September 2013. Halaman 80-93
Pujotomo. 2016. Proses Listrik dalam Tubuh Manusia. Jurnal Ilmiah. 8(1). Halaman 20-25