JARINGAN PELINDUNG
Ada dua macam jaringan pelindung pada tumbuhan yang keduanya masih hidup, yaitu Jaringan Epidermis dan Jaringan Periderm.
A. Jaringan Epidermis
Jaringan Epidermis biasanya masih melindungi suatu tumbuhan yang muda tau tumbuhan yang menuju dewasa. Jaringan epidermis juga terdapat pada hewan dan manusia (epitel). Jaringan epidermis berada di meristem apikal (protodem). Jaringan epidermis pada daun dilapisi lapisan khusus yang dinakan kutikula yang tersusun dari putin dan lilin. Namun tidak semua lapisan epidermis tidak dilapisi kutikula, ada juga ursolic acid, dsb. Jika dilihat dari strukturnya, jaringan epidermis ini tersusun sangat rapat. Hal ini dikarenkan fungsinya sebagai pelindung. Epidermis tidak meiliki plastida karena fungsinya sebagai pelindung. Namun tetap memiliki protoplasma berupa vakuola.
Ciri-ciri lapisan epidermis:
- Rapat, karena sebagai pelindung
- Sel hidup
- Vakuola besar berpigmen (umumnya)
- Jarang ada plastid (kecuali pada sel penutup stomata)
- Mesofit dilapisi selulosa, yaitu xeropit dan kutin
Fungsi jaringan Epidermis:
- Pencegah kekurangan air (mengandung kutikula)
- Pencegsh kerusakan mekanis (susunannya yang rapat dan kuat)
- Penahan suhu udara yang tidak stabil
- Penahan serangan hama
- Pertukaran gas atau transpirasi
Derivat/turunan atau hasil diferensiasi epidermis, diantaranya:
a. Stoma
Stoma adalah celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel epidermis khusus yaitu sel penjaga dan sel tetangga. Stoma berbeda dengan stomata, jika stoma itu satu sedangkan stomata itu jama/banyak.
Isi Stomata:
- Sel penjaga atau sel penutup (guard cell) adalah dua sel yang bentuknya khas berbeda dengan sel sekelilingnya, yang membatasi celah seperti ruang antar sel. Sel penjaga ini basnya terdapat kloroplas. Sel penjaga berfungsi untuk membuka dan menutup poros pada stomata. Fungsi ini juga dibantu oleh sel tetangga dalam mengatur tekanan turgor untuk bisa menyebakan porusnya terbuka dan tertutup.
- Sel tetangga (subsidiary cell) adalah sel-sel epidermis yang berdekatan dengan sel penjaga. Fungsi sel tetangga adalah mambantu sel penjaga untuk mengatur tekanan turgor agar bisa menyebakan porusnya terbuka dan tertutup. Penyebaran stomata di daun berbeda-beda, namun umumnya lebih banyak di bagian epidermis bagian bawah. Hal ini karena untuk mengatur transpirasinya agar tidak terjadi penguapan yang berlebihan.
Stomata dilihat berdasarkan letak stomata terhadap epidermisnya dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya:
- Panerofor (hidrofit), jika sejajar dengan epidermis. Terdapat pada tumbuhan hidrofit atau mexopit.
- Kriptofor (Sunken-new term, Xerofit), jika stomata berada di bawah epidermis. Hal ini berfungsi agar dapat mencegahtranspirasi berlebihan agat terlindung dari paparan sinar matahari. Terdapat pada tumbuhan xerofit atau tumbuhan yang tumbuh di lingkungan panas dan kering.
Stomata berdasarkan asal sel nya (ontogeny), dibedakan menadi beberapa jenis, diantaranya:
- Mesogenous, sel penjaga dan sel tetangga berasal dari sel yang sama.
- Perigenous, sel penjaga dan sel tetangga tidak berasal dari sel yang sama.
- Mesoperigenous, beberapa sel penjaga dan sel tetangga ada yang berasal dari sel yang sama ataupun ada yang tidak berasal dari sel yang sama.
Berdasarkan jumlah sel tetangganya, stoma pada dikotil dibedakan menjadi:
- Anomositik yaitu jumlah sel tetangga yang mengelilingi sel penjaga tidak tentu dengan bentuk yang tidak dapat dibedakan dengan sel epidermis lainnya. Contoh pada Malcaceae, Cucurbitaceae
- Anisositik yaitu jumlah sel tetangga 3. Contohnya pada Genus Nicotiana, Solanum, Sedum.
- Diasitik yaitu jumlah sel tetangganya 2 dan letaknya tegak lurus terhaap poros panjang sel penjaga. Contohnya pada Caryophylliacea.
- Parasitik yaitu poros panjang sel penjaga sejajar dengan sel tetangga, Contohnya pada suku Mimosaceae, Papilionaceae.
Berdasarkan jumlah sel tetangganya, stoma pada monokotil dibedakan menjadi:
- Sel penjaga dikelilingi oleh 4 sampai 6 sel tetangga. Contohnya pada suku Musaceae, Cannaceae.
- Sel penjaga dikelilingi oleh 4 sampai 6 sel tetangga, yang bentuknya bundar, lebih kecil dan terdapat diujung sel penjaga. Contohnya pada suku Pandanaceae.
- Sel penjaga didampingi 2 sel tetangga yang sejajar dengannya setiap sisi. Contohnya pada Ordo Alismatales.
- Sel penjaga tidak tergabung dengan sel tambahan manapun. Contohnya pada Liliales, Amryliadeales.
Berdasarkan bentuknya, stomata dibedakan menjadi:
- Stomata bentuk ginjal (pada sel penutupnya). Contohnya pada Amrylidaceae.
- Stomata bentuk halter. Contohnya pada Graminae.
b. Trikoma
Trikoma merupakan tonjolan epidemis ke arah luar, ada yang bersel satu (uniseluler) dan ada yang bersel banyak (multiseluler), ada yang bersifat kelenjardan ada yang tidak. Trikoma terdapat pada bagian permukaan tubuh tumbuhan, atau bisa juga pada biji.
Fungsi trikoma:
- Pelindung terhadap gangguan dari laur
- Untuk mengurangi penguapan
- Pada akar untuk menyirap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah.
Terdapat dua macam trikoma pada tumbuhan, diantaranya:
1) Trikoma non-glandular merupakan rambut yang tidak menghasilkan sekret, terdiri dari beberapa tipe:
- Trikoma bersel satu atau banyak dan tidak pipih. Contohnya pada Lauraceae, Moraceae, Triticum, Pelargonium, dan Gossypium.
- Rambut sisik yang memipih dan bersel banyak. Contohnya pada daun durian atau pada tangkai Olea.
- Rambut bercabang, bersel banyak. Contoh rambut di bawah daun waru (Hibiscus tiliaceus), tempat lilin pada Verbascum.
- Rambut akar merupakan percabangan sel epidermis dalam bidang yang tegak lurus permukaan akar.
2) Trikoma glandular merupakan rambuut-rambut yang mengeluarkan sekret berupa garam, nektar (untuk memnacing seranga agar terjadi penyerbukan), terpentin, atau hasil metabolit sekunder lainnya. Trikoma pembentuk rambut akar jika berasal dari trikoblas (sel epideremis yang berpotensi dan memiliki hak untuk membentuk rambut akar) yang berfungsi menambah kemampuan absorpsi penyerapan nutrsi minerl, dsb. Emergentia berupa tonjolan trikoma yang ketika dilepas atau dipotek akan menjadi luka dan mengeluarkan getah. Contohnya pada duri semu.
c. Litosit dan Sistolit
Litosit adalah sel epidermis yang membesar. Dalam bahasan protoplasma sistolit adalah zat ergastik padat yang bentuknya seperti sarang lebah. Sedangkan pada bahasan epidermis, sistolit adalah penebalan dinding sel (non-protoplasma hasil metabolit yang dihasilkan dari vesikel RE) epidermis yang menonjol ke arah dalam (ke lumen sel). Dari beberapa sumber mengatakan bahwa litosit dan sitolit ini juga dikatakn sel idioblas yaitu sel yang trdapat dalam satu jaringan yang berbeda baik dalam bentuk maupun isi dari sel-sel sekitarnya.
d. Buliform atau sel kipas
Ciri-ciri:
- Dapat terbentuk pada kedua permukaan daun (namun umumnya terdapat di atas permukaan daun)
- Didalamnya tidak berisi benda-benda padat (kristal) atau tanin, dikarenakan fungsinya agar bisa memiliki kemampuan membuka dan membesarkan.
- Hanya berisi aciran sel saja (sitosol).
- Terkadang mengandung juga sedikit klorofil, bahkan kebanyakan tidak ada klorofil.
- Dinding radial tipis
- Dinding sel terdiri dari selulosa dan pektin (sehingga terkadang bentuknya elastis).
Fungsi buliform ini adalah untuk membuka dan membesarkan dau-daun yang menggulung karena sel-selnya tumbuh lebih cepat dan lebih besar daripada sel epidermis lainnya.
e. Velamen
Velamen adalah epidermis yang jumlahnya sangat banyak. Velamen ortogenynya berasal dari protoderm. Biasanya ditemukan pada akar anggrek.
B. Jaringan Periderm
Jaringan Periderm biasanya jaringan yang melindungi tumbuhan yang sudah dewasa atau tua. Ketika tumbuhan tua, ia akan melepaskan epidermis, dan sebagai pengganti pertukaran gasnya (stomata) diganti oleh lentisel (sebuah lubang/celah yang terbentuk dari ritidorm yang membuka). Jaringan ini berasal dari meritem sekunder/lateral (kambium gabus).
Periderm terdiri dari tiga macam jaringan, yaitu:
- felogen
- felm
- feloderm.
Kambium gabus (Cork Cambium) atau felogen. Felogen ini aktif membelah ke arah atas membentuk cork (felm) dan ke bawah membentuk feloderm. Namun seiring bertambahnya, felogen ini cenderung lebih banyak menambah felm daripada feloderm. Peridem tidak hanya terdapat pada batang, tetapi terdapat jga pada daun (di sisik pelindung tunas) dan akar (poliderm). Kebanyakan monokotil tidak dibentuk periderm, kecuali pada Roystonea (palem).