Class : Actinopterygii
Genus : Hippocampus
Order : Syngnathiformes
Phylum : Chordata
Family : Syngnathidae
Kingdom : Animalia
Reproduksi merupakan salah satu ciri makhluk hidup untuk memperolah keturunan. Sedangkan sistem reproduksi adalah sistem organ seks yang terdapat pada makhluk hidup yang mengalami proses perkembangbiakan untuk menghasilkan keturunan. Sistem reproduksi pada jantan berbeda dengan sistem reproduksi pada betina. Oleh karena itu, keduanya mempunyai peranan penting dalam memproduksi keturunan.
Kuda laut termasuk salah satu hewan dengan jenis ikan yang hidup di laut (dapat ditemukan di perairan tropis dan menengah di seluruh dunia), termasuk genus Hippocampus dan famili Syngnathidae. Ukuran tubuhnnya bervariasi berkisar antara 16 mm hingga 35 cm. Kuda laut memiliki bentuk sangat unik yang berbeda dengan jenis ikan lainnya. Untuk proses perkembangbiakannya, kuda laut ini termasuk kedalam hewan ovovivipar, yaitu perkembangbiakan dengan cara bertelur dan melahirkan dengan suplai makanan melalui pembuluh darah. Proses pembuahannya terjadi secara internal, saat kuda laut betina meletakan telur-telurnya pada kantung perut jantan. Sebenarnya untuk cara bereproduksinya sendiri sama seperti hewan lainnya, kuda laut betina akan menghasilkan telur kemudian kuda laut jantan yang membuahinya. Namun, perbedaan yang menjadi keunikannya yaitu dari cara bereproduksi kuda laut yang proses hamil dan melahirkannya tidak dilakukan oleh kuda laut betina, melainkan dilakukan oleh kuda laut jantan. Hal itu dikarenakan, karena kuda laut jantan memiliki kantung perut yang bisa digunakan sebagai pengeraman seperti pada rahim betina dan juga mempunyai semacam plasenta untuk kebutuhan bayi-bayinya selama dalam kantung perut. Sehingga yang mengerami telur dan melahirkan adalah kuda laut jantan.
Awal kuda laut jantan telah matang gonad yaitu adanya perubahan warna pada bagian abdomen dan kantung telur. Jantan dari spesies Hippocampus ini juga nantinya akan berusaha untuk mengejar dan megaitkan induk betina dengan ekornya. Induk betina yang siap memijah akan melakukan perubahan warna pada tubuhnya dan menanggapi rangsangan induk jantan dengan menerima kaitan induk jantan. Kedua kuda laut tersebut, kemudian akan saling mengaitkan menahan satu sama lain dengan mengaitkan ekornya, sehingga membentuk formasi seperti huruf V. Mereka juga akan berubah warna ketika bergerak bersama. Proses ini dapat dikatakan sebagai tarian pacaran yang menandakan bahwa mereka adalah sepasang suami-istri. Beberapa peneliti juga mengungkapkan bahwa tarian ini juga dilakukan untuk menyamakan gerakan keduanya sehingga ketika betina telah siap mengirimkan telur ke dalam kantung perut jantan, induk jantan akan dengan mudah untuk menerimanya.
Pada musim kawin, kantung telur kuda laut yang kosong akan siap untuk melakukan pemijahan. Kantung tersebut terkadang diisikan air sehingga terlihat lebih besar dan tampak seperti hamil, yang kemudian akan dikosongkan kembali. Hal ini ditunjukan bahwa kantung jantan tersebut telah siap untuk diisikan telur-telur dari betina. Dan untuk kuda laut betina, sebelum kawin dengan pejantan ia telah memiliki telur-telur yang dihasilkan secara otomatis saat telah mencapai kematangan seksualnya. Untuk proses perkawinannya sendiri, biasanya dilakukan pada pagi atau sore hari, dan jantan akan mencari tempat di dekat rerumputan untuk melakukan perkawinan. Jika kuda laut betina yang saling mengaitkan tadi tertarik dengan kuda laut jantan dan keduanya memutuskan untuk fertilisasi, maka kuda laut betina akan saling menempelkan moncong dan perutnya dengan memasukan sirip analnya pada kantung kuda laut jantan sambil berenang bersama menuju permukaan. Setelah sirip anal masuk, kuda laut betina akan mulai melepaskan sel telurnya melalui saluran ovipositor. Jika telah sampai dipermukaan betina belum juga mengalihkan telurnya ke kantong pengeraman jantan, maka keduanya akan berenang bersama kembali ke dasar dengan tetap saling mengaitkan ekornya dengan membentuk seperti pusaran air. Sebagian besar kuda laut betina menghasilkan telur sebanyak 100-600 butir. Setelah itu, kuda laut jantan akan menyendiri mencari tempat yang aman dan nyaman untuk membuahi telur-telur yang ada di kantung perutnya serta akan menggoyangkan badannya untuk melepaskan sel spermanya agar dapat membuahi telur-telut dari kuda laut betina. Fungsi kantung telur pada kuda laut jantan tersebut, tidak hanya untuk mengeluarkan sperma dan melindungi anak kuda laut laut dari serangan lingkungan luar, namun juga berfungsi untuk memberikan zat gizi tambahan (selain zat gizi yang diberikan dari nutrisi rahim dan ovarium betina) untuk embrio serta perlindungan kekebalan tubuh dan memastikan pertukaran gas yang baik, sebagaimana layaknya ibu hamil.
Lamanya proses pengeraman telur oleh kuda laut jantan yaitu sekitar 10 sampai 14 hari, tergantung spesies dan temperatur air. Pengeraman ini dilakukan oleh kuda laut jantan di dalam katung penetasan yang dilapisi jaringan yang lembut dengan lekuk-lekuk kecil. Pada kantung telurnya tersebut terdapat pembuluh kapiler yang berfungsi memberikan nutrisi dan oksigen kepada anak-anaknya. Setelah telur-telur menetas, anak kuda laut akan diasuh dalam kantung induk jantan sampai dianggap kuat dan siap untuk dilahirkan dalam bentuk seperti induknya. Lamanya proses kehamilannya yaitu 2 sampai 3 minggu. Sebelum kuda laut jantan melahirkan, kuda laut tersebut akan menyesuaikan kadar garam dalam kantung perutnya dengan kadar garam air laut agar anak-anaknya bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Dan pada saat melahirkan, kuda laut jantan ini akan membuka kantung di perutnya, kantung perutnya akan memanjang dan berbentuk seperti elips. Otot kantung perut akan menegang dan terjadi pergerakan ke depan dan belakang, sampai akhirnya anak kuda laut lahir denan cara berdesakan dengan cepat keluar, bahkan proses keluarnya itu seperti disemprotkan. Proses ini akan terjadi selama 30 menit. Ukuran kuda laut yang baru lahir itu sekitar 6 hingga 12 milimeter dan sudah menyerupai kuda laut dewasa. Meskipun anak kuda laut yang dilahirkan terdiri dari ribuan banyaknya, namun yang bisa bertahan hidup hanya beberapa ekor saja.
Setelah melahirkan, peran kuda laut jantan ini sudah selesai. Meskipun untuk pertumbuhan dan perkembangan selama embrio dan melahirkan dilakukan oleh kuda laut jantan, namun setelah dilahirkan kuda laut jantan ini tidak akan menjaga anak-anaknya lagi. Hal itupun sama seperti induk betinanya, keduanya tidak akan memberikan perawatan atau perlindungan untuk anak-anaknya. Bahkan kuda laut jantan ini dapat menjadi pemangsa bagi anak-anaknya. Sehingga, kuda laut yang kecil tersebut harus segera bersembunyi dan merawat dirinya sendiri.
Selain memiliki keunikan cara reproduksinya, kuda laut ini juga memiliki keunikan karena dikenal sebagai hewan yang paling setia. Mereka memiliki sifat monogami, yang artinya mereka hanya akan kawin atau berhubungan seksual hanya dengan satu pasangannya saja. Kuda laut jantan dan kuda laut betina akan sering bertemu setiap hari untuk memastikan keadaan pasangannnya. Mereka akan berhubungan hampir sepanjang tahun, dan akan hidup bersama sampai keduanya mati. Mereka tidak akan berganti-ganti pasangan meskipun musim kawin terus terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Setyono, Dwi Eny Djoko. 2020. Karakteristik Biologi Kuda Laut (Hippocampus spp.) Sebagai Pengetahuan Dasar Budidayanya. Oseana. 45(1). Halaman 70-81
Sukmono, Tedjo. 2004. Studi Perilaku Kawin Kudalaut (Hippocampus kuda) di Balai Budidaya Laut Lampung. Jurnal Iktiologi Indonesia. 4(2). Halaman 67-70